Jumat, 27 Maret 2009

Pemimpin Pilihan Masyarakat Beradab

Bangsa yang beradab ditentukan dari mayoritas warga negaranya yang beradab, atau ditentukan oleh sebagian warganya yang beradab selagi mereka memiliki otoritas untuk pengaturan norma-norma beradab. Kepemimpinan sesoronag sebenarnya tidak semata muncul dari pribadi-pribadi yang tidak mendapatkan sokongan sekelompok pengusungnya. Bahwa siapa yang menjadi pemimpin, siapaun bisa, siapapapun mampu, tergantung dari masyarakat yang memintanya. Masyarakat Biadab akan mengusung pemimpin yang tidak beda jauh biadabnya, masyarakat yang masih terbelakang tentunya akan mengusung pemimpin tidak dengan dasar alasan yang repot dan perlu rasionalisasi keberhasilan dan kemaslahatan kepemimpinan. Demikian pula masyarakat yang telah berpengetahuan, cerdas bahan telah mencapai taraf beradap, akan menentukan pemimpin yang sesuai dengan beradapnya masyarakat yang menginginkan kepemimpinan itu.
Jika Masyarakat kita yang masih terbelakang pendidikannya, teknologinya, aqidahnya, ekonominya, sosial budayanya, maka kepemimpinan seperti apa yang kelak akan dimunculkan oleh pengusung-pengusung seperti ini. Bahwa ada yang mengkomoditikan masyarakat yang masih terbelakan dalam informasinya, ekonominya bahkan aqidahnya, maka dapat di jawab seperti apa bentuk mobilisasi itu. Ada yang mengusung atas nama "wong cilik", petani miskin, dan pengnggur yang tidak terdidik, bahkan preman-preman tak terbimbing, maka mereka sebenarnyalah hanya sebagai tumbal kekuasaan belaka. Bagaimana bila "wong cilik" telah tidak ada, kemiskinan telah mereda ?, maka tidak ada komoditi lagi bagi Calon-calon perampas kebijakan untuk ajang dan tumbal kekuasaannya. Bahwa mereka selalu mencekoki masyarakat dengan propaganda dan profokasi, bahkan dengan selembar rupiah sekedar untuk membeli nasi sebungkus, lebih parahnya lagi sekedar membeli sebungus rokok dan seteguk minuman pemabuk. Merekalah yang di bekingkan sebagai penguasa-penguasa peradaban. Sebenarnya Masyarakat yang cerdas adalah yang mampu dan mau bertindak bukan dari kepentingan sesaat, artinya dapat menimbang dan menentukan karakter-karakter dan perilaku dari mereka-meraka yang akan mewakili peradaban yang luhur berdasarkan Norma luhur bangsa, Filosofi Bangsa dan Agama Bangsa yang meng-esakan Sang Khaliq.

Rabu, 18 Maret 2009

Gusdur Si Manusia Hebat

Manusia hebat adalah manusia yang dapat mengguncang dan menggemparkan khalayak. Mengguncang dan menggemparkan adalah suatu perwujudan unjuk kapasitas. Lalu, sekapasitas apa Gusdur sebenarnya.........? menurut perjalananan hidupnya Gusdur adalah perwujudan manusia yang sebenarnya terombang-ambing dengan sikap dan memandang sekedar yang nyata. Oleh karenanya dia selalu mengikut saja arus faktual bukan arus hakekat dari suatu ajaran. Sehingga Gusdur dapat berafiliasi dengan banyak peradaban yang mengatasnamakan moderat, oleh karenanya tidak mustahil dia dapat dengan mudah berseberangan dengan ajaran baku. Sebenarnyalah dia perwujudan dari pengecoh-pengecoh ajaran seperti abad-abad yang lalu....! Sangat disayangkan para-para pemuja gusdur yang selalu mengeluk-elukkan sekedar kultusiasi dari kulturnya. Lupa akan dirinya bahwa potensi lebih baik lagi dapat juga Tuhan berikan kepada siapapun termasuk dirinya, bukan hanya sekedar memuja dan menutup akan potensi yang ada.
Jangan anda coba disini, jika anda belum siap mental dan masih berbalut kesesatan